Dengan Tabung Nano, Tanaman Akan Dapat Digunakan Untuk Mendeteksi Potensi Ledakan

sumber : bbc.com

Nano tube ditanamkan didalam sayur bayam melalui air yang diserap oleh akar

Nano tube akan memancarkan cahaya yang dapat ditangkap dengan lensa kamera untuk mendeteksi Hidrogen peroksida, TNT dan Gas Saraf sarin.

NAPAKILMU.COM - Sekelompok peneliti menemukan cara baru, untuk mendeteksi terjadinya potensi ledakan yang akan terjadi. Teknik terbaru ini menggunakan tanaman sebagai media untuk mendeteksi potensi terjadinya ledakan, yang disebabkan oleh peroxida, TNT, dan Gas saraf sarin.

Kebanyakan lahan yang berada disekitar daerah potensi ledakan memiliki aroma kimia, yang disebut nitro aromatik. Aroma inilah yang digunakan untuk mendeteksi potensi terjadinya ledakan, karena adanya amunisi.

Untuk itu peneliti menggunakan tabung kecil karbon yang dicampur dengan air. Selanjutnya air ini akan digunakan untuk menyirami medianya, yaitu bayam. Hanya dalam waktu 10 menit, bayam akan segera menyerap air yang berada di tanah. Dan selanjutnya melalui akar tabung-tabung kecil ini, akan terbawa keseluruh bagian bayam.

sumber :bbc.com

Untuk membaca tandanya, peneliti harus mengarahkan sebuah sinar laser menuju daunnya, hal ini akan membuat tabung nano yang berada di bayam memancarkan cahaya flourescent infra merah. Hal ini bisa dilakukan dengan sebuah camera infrared yang di pasangkan dengan Komputer Raspberry Pi . Atau signalnya juga dapat dideteksi dengan sebuah smartphone dengan mencopot filter inframerahnya.

Profesor Strano dari Universitas MIT, sebagai salah satu peneliti dalam jurnal ini, sebelumnya telah mengembangkan tabung karbon nano yang dapat digunakan sebagai sensor untuk mendeteksi Hidrogen peroksida, TNT dan Gas Saraf sarin. Ketika molekul targetnya terikat dengan materi yang di sekliling tabung nano, makan cahaya yang dihasilkan akan berbeda.

Tanaman ini dapat diaplikasikan untuk pertahanan. Selain itu juga, tanaman ini  dapat juga memonitor area yang diduga berada dalam aktivitas yang berhubungan dengan teroris, jelas Prof Strano. Dia juga menambahkan dalam jurnalnya, bahwa signalnya dapat diterima dari jarak 1 meter, dan mereka sekarang sedang berusaha untuk semakin menambah jarak penerimaan sinyalnya.

Sumber : BBC.COM

Tweet

Subscribe to receive free email updates: